Minggu, 14 April 2013

Inilah Sebuah Permulaan

Yaa..

Sebuah permulaan. Yang rasa-rasanya permulaan itu harus berada paling awal, paling pertama ataupun paling dasar. Tapi khusus untuk permulaan ini, saya maksudkan tak lebih dari permulaan yaang baru dan berbeda dari sebelumnya.

Saat masa-masa sekolah dulu, kawan satu sekolah memakai seragam yang sama setiap harinya, nyaris tanpa perbedaan. Setelan putih - biru (saat SMP) ataupun setelan putih - abu2. Semua murid memakai seragam itu saat bersekolah, tanpa kecuali. Termasuk para guru. Tak tertinggal, bapak dan ibu guru-pun memakai seragam tiap kali mengajar. Sekolah mengajarkan dan mendidik kesetaraan buat para murid. Benar-benar nyaris tanpa perbedaan. Tak nampak si A itu dari keluarga berlebih, menengah ataupun kekurangan.

.

Masuk ke dunia kampus, dunia yang awalnya ku kira tak beda jauh dengan dunia "putih - abu2" yang sebelumnya ku jalani. Ternyata, dunia kampus memperlihatkan perbedaan dari berbagai sisi. Mulai dari pakaian, tempat tinggal sampai cara bersosialisasi. Sungguh berbeda. Bahkan ada kawan yang memberikan pernyataan jikalau dunia kampus itu "miniatur masyarakat".
Ya, miniatur masyarakat. Tak lain bahwa kampus mampu menggambarkan kondisi masyarakat yang sebenarnya tetapi dengan lingkup yang lebih kecil dan sederhana.

.

Yaap..
Setelah lulus kuliah, tiba saatnya mengembara di "dunia yang sebenarnya". Dunia yang benar-benar jauh berbeda dari dunia sekolah. Mendekati model dunia kampus dengan tambahan kerumitan. Lepas dari pergulatan dengan buku, kini saya harus berhadapan dengan sesama. Manusia dengan keberagaman akal, pola pikir, tingkah laku dan keunikan lainnya. Ya, inilah sebuah permulaan seseorang mulai menjadi anggota masyarakat seutuhnya. Berbaut dengan masyarakat dan mempunyai kedudukan hukum yang sama.

Gesekan dan perbedaan cara pandang ataupun pola pikir sangat lumrah terjadi dalam masyarakat. Manusia dengan segala keunikan yang Tuhan karuniakan kepada kita memang menjadi sumber perbedaan yang ada. Benar menurut saya, belum tentu benar menurut Anda. Salah menurut suatu kelompok, belum tentu salah menurut kelompok lain. Itulah perbedaan. Tapi Maha Suci Tuhan dengan segala firman-Nya, Dia menurunkan aturan agar semua perbedaan disatukan menurut aturan Tuhan.

Yaap.
Perbedaan ini memang harus saya jalani. Tidak boleh dilewatkan (dan memang tidak bisa). Perbedaan pola pikir yang kadang memicu perbedaan di bidang lainnya. Problematika yang terjadi dalam masyarakat yang terkadang tercampuri oleh urusan pribadi. Perasaan dan ego bermain. Walau kadang terjadilah debat yang tanpa selesai dan minim manfaat.

Yaa..
Itulah sebuah permulaan untuk menjadi dan diterima sebagai anggota masyarakat.

:-)

#semogabermanfaat