Senin, 10 November 2014

Hari Ini

Waktu terus berjalan dan detik tak akan pernah berdetak mundur.
Hari-hari-pun berlalu dan pagi selalu menawarkan sesuatu yang berbeda.
Entah mentari hari ini akankah sama dengan mentari hari kemarin.
Semua terdiam takkala Tuhan bersumpah demi waktu.

Maha Adil Tuhan yang telah memberikan waktu yang sama.
Tanpa beda, tanpa cela, tanpa kurang ataupun lebih barang sedetikpun.

Isi hari dengan makna.
Maknai hari dengan cita.
Citakan angan menjadi kenyataan.
Dan syukuri kenyataan dengan berbagi.

Hari ini.
Hayati segala yang terjadi.
Resapi goresan makna yang ada.
Syukuri apa yang didapat.

#PelajaranHariIni
#BlessedDayAsAlways

Minggu, 08 Juni 2014

Kekuatan Kata-Kata

"Kata-kata tanpa tindakan akan berarti palsu dan tindakan tanpa kata-kata akan terkesan tidak pasti / menggantung.
Tindakan-pun ternyata perlu kata-kata pada awal dan akhirnya. Lebih dikarenakan sebagai pendahulu maksud dari tindakan itu sendiri."

(Karabiner, 2014)

Minggu, 25 Mei 2014

The North-Shore

Sebenarnya, olahraga sepeda gunung itu bermula di mana yaa?

Yaaap.
Sekilas pertanyaan di atas menjadi seakan sepele dan mungkin saja terlewat oleh sebagian dari kita yang sering mengayuh pedal sepeda model sepeda gunung (mountain bike / MTB). Pada dasarnya, pertanyaan di atas terkait erat dengan sejarah atau asal-muasal sepeda gunung. Kilas balik ke beberapa tahun belakang, sembari melakukan nostalgia revolusi sepeda baik dalam segi geometri maupun kelengkapan sepeda.

North-shore!!
Apa? North-shore?? Apakah itu suatu istilah atau nama tempat?
Mungkin penggila sepeda gunung tidaklah asing lagi dengan kata tersebut. Yaa. Tidak lain karena North-shore merupakan nama suatu distrik / kawasan sub-urban (daerah pinggiran kota) dari kota Vancouver, Kanada. Vancouver sendiri merupakan kota besar yang berada di negara bagian British-Columbia, Kanada. Sebagai pemisalan, Vancouver sebagai Jakarta dan North-Shore sebagai Depok atau Bogor. 

Yaaap, North-shore adalah kiblat sepeda gunung di seluruh dunia. Dari sini lah revolusi “sepeda biasa” menjadi sepeda gunung berasal. Revolusi dari segi geometri rangka sepeda, sistem peredam kejut, sistem pengereman sampai teknik bersepeda gunung.

“The North-shore suburbs of Vancouver, British Columbia are a world-reowned mecca for mountain biking” (Wikipeda)

North-shore, cukup banyak jalur off-road yang ditawarkan di wilayah ini. Variasi jalur off-road juga cukup mewakili teknik dan spesifikasi sepeda gunung.
Yaaap. North-shore!!!

Semoga bermafaat.
J


Minggu, 04 Mei 2014

Keep Moving Forward!!

"Keep moving forward, karena terkadang halangan itu bisa jadi hipotesa diri sendiri untuk berhenti"

(Risa Suseanty, Atlit Sepeda Downhill Indonesia, 2013)

Jumat, 02 Mei 2014

Sepeda, Riwayatmu Kini

Yaap..

Akhirnya bisa mengumpulkan niat menulis lagi. Walaupun setelah sekian lama ndak nulis.
Langsung saja, topik tulisan kali ini tidak terlalu berat ataupun formal.
Cukup mengambil topik ringan dan santai. Apa itu?
Ya, tentang dunia roda dua. Sepeda!!!

Sejujurnya, jikalau dibahas habis, pembahasan sepeda tidak akan cukup diketik dalam semalam suntuk. Untuk itu, untuk kali ini. Akan kami coba sedikit kupas tentang jenis-jenis sepeda berdasarkan tingkat kenyamanan-nya, yaitu ketersediaan suspensi atau peredam kejut.

Ditilik dari tingkat kenyamanannya, sepeda dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Sepeda Rigid (Kaku)

Sumber: http://www.republika.com

Sumber: http://www.gazelle.nl

Sumber: http://www.lookcycle.com


Sepeda jenis ini tidak mempunyai sistem suspensi / peredam kejut. Getaran dari roda diserap dalam jumlah yang sangat sedikit oleh fork (garpu depan), chain-stay (lengan belakang) dan rangka sepeda. Sebagian besar getaran oleh karena medan yang dilewati akan diteruskan ke tubuh pengendara sepeda rigid. Contoh dari sepeda rigid adalah sepeda onthel, BMX, fixie dan sepeda jalan raya / aspal. Sepeda rigid ini juga menjadi cikal bakal berkembangnya sepeda dengan sistem peredam kejut.

(++)
Sepeda jenis ini menawarkan efesiensi gowesan yang memukau. Sebagian besar energi gowesan tersalur sempurna ke roda. Pedalling efficiency paling tinggi terdapat di sepeda jenis ini. Sepeda jenis ini mempunyai bobot paling ringan di antara jenis sepeda yang lain, bahkan ada sepeda balap jalan raya dengan bobot hanya 3 kg saja. Tidak lain dan tidak bukan dikarenakan konstruksi yang sederhana dan penggunaan part tambahan yang lebih sedikit. Sepeda jenis rigid biasa diaplikasikan untuk keperluan gowes di jalan raya (road bike).

(--)
Untuk aplikasi off-road, sepeda rigid masih memungkinkan dengan beberapa keterbatasan, yaitu tingkat kestabilan yang rendah saat melintasi medan rusak.

2. Sepeda hardtail
Sumber: http://www.commencal.com.au


Sumber: http://www.orangebikes.co.uk


Setelah berevolusi, sepeda rigid mulai dimodifikasi dengan menambahkan sistem peredam kejut. Salah satu sistem peredam kejut yang banyak digunakan untuk beberapa merk sepeda adalah hardtail. Yaap!!
Mungkin ada dari kita yang bertanya kenapa disebut dengan sebutan "hardtail" atau jikalau diartikan dalam bahasa Indonesia akan menjadi "buntut keras"?

Yaa.
Seperti itulah adanya, sepeda jenis hardtail ini memang hanya menggunkan sistem suspensi untuk bagian fork (garpu sepeda) saja. Bagian buritan tetap dibuat sebagai rigid, tanpa suspensi. Suspensi bagian depan sepeda ini menggunakan sistem peredam kejut sping (per logam) ataupun sistem udara. Untuk jenis-jenis suspensi sepeda, akan kami bahas kemudian.

(++)
Sepeda hardtail mampu menyerap getaran di area garpu depan. Karena area garpu depan mampu meredam getaran, kontrol dan traksi ban depan dapat disesuaikan dengan keinginan pengendara. Kendali sepeda akan jauh lebih mudah saat melewati lintasan yang tidak halus atau lintasan off-road.
Sepeda jenis ini sangat lumrah untuk aplikasi off-road dan terdapat dalam sebagian besar sepeda jenis MTB (mountain bike, sepeda gunung).

Bobot sepeda hardtail berada di antara bobot sepeda rigid dan full-suspension, yaitu berkisar antara 11-13 kg.

(--)
Untuk aplikasi MTB, sepeda ini mempunyai keterbatasan pada tingkat kecepatan yang masih aman. Terlebih untuk medan menurun, sepeda ini mempunyai keterbatasan pada pengendalian pada kecepatan tinggi. Dikarenakan bagian buritan rigid, pada saat medan off-road menurun, bagian burutan akan menjadi bouncy (membal) dan merubah center of gravity (titik keseimbangan) sepeda lebih ke arah depan. Titik keseimbangan ke arah depan pada saat medan turunan akan sangat berbahaya karena potensi terjungkal akan semakin besar.

3. Sepeda Full-Suspension
Dari tingkat kenyamanan, sepeda jenis full-suspension (fulsus) ini menjadi primadona untuk aplikasi off-road.

Sumber: http://www.dirtmountainbike.com


Sumber: http://www.pinkbike.com


Sumber: http://www.pinkbike.com


Sepeda full-suspension mengaplikasi sistem suspensi penuh untuk sumber getaran, yaitu roda depan dan roda belakang. Terinspirasi dari sistem suspensi sepeda motor, beberapa pabrikan sepeda kemudian mengembangkan sistem suspensi untuk sepeda.

Area fork depan dan segitiga belakang dilengkapi dengan suspensi per maupun suspensi udara. Kontrol dan traksi ban depan maupun belakang dapat disesuaikan dengan keinginan pengendara. Dalam sepeda sistem hardtail, area fork depan dapat dikendalikan. Tetapi dalam kecepatan tinggi di jalan rusak, bagian belakang sepeda akan menjadi liar tidak terkendali, terkarena sepeda hardtail tidak memiliki sistem suspensi belakang.

(++)
Sistem suspensi kemudian diperbaiki dengan menambahkan suspensi belakang. Saat melintasi jalan off-road, sepeda suspensi penuh mampu meredam getaran roda depan dan belakang. Dalam kecepatan tinggi di lintasan off-road, kendali sepeda jenis ini sangat mumpuni. Terlebih lagi pada saat melintasi medan turunan dengan kecepatan tinggi, sepeda jenis ini menawarkan stabilitas yang lebih baik untuk area buritan.

(--)
Oleh karena adanya penambahan suspensi belakang, sepeda jenis ini mempunyai part tambahan untuk menghubungkan suspensi belakang dengan rangka segitiga depan. Dengan speksifikasi material yang sama, sepeda full-suspension mempunyai bobot paling berat di antara sepeda rigid dan hardtail. Bobot sepeda full-suspension berkisar antara 13-21 kg.

...

Yaap.
Cukup sekian sedikit berbagi ilmu mengenai jenis-jenis sepeda berdasarkan tingkat kenyamanan berkendaranya.
Kami akan bahas beberapa hal terkait sepeda di topik lain.

Semoga bermanfaat..
:-)