Jumat, 18 Agustus 2017

Kesempatan dan Ketakutan

Yap.

Kesempatan dan ketakutan. Chance and fear.

Ada suatu kisah unik dari judul di atas.
Judul di atas saya ambil berdasarkan pada tulisan / sablonan pada kaos yang dikenakan seseorang yang tidak sengaja bertemu dalam perjalanan saya pulang tempo hari. Saya tidak mengenal siapa orang itu, latar belakang orang tersebut dan saya juga tidak sempat mendokumentasikan kaos tersebut dalam bentuk foto. Semua terjadi begitu saja dan tiba-tiba.

Hal yang saya ingat adalah warna dasar kaos yaitu hijau dan tulisan / sablonan pada kaos tersebut yang berbunyi: “TAKE EVERY CHANCE, FACE EVERY FEAR!”.

Ya, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka tulisan sablonan pada kaos tadi akan berbunyi: “AMBILAH TIAP KESEMPATAN, HADAPI TIAP KETAKUTAN!”. Jika dilengkapi, maka frasa tadi akan menjadi “ambilah tiap kesempatan yang ada dan hadapi tiap ketakutan yang menghadang!”.

Jika dilihat dari pilihan kata, maka dapat kita saksikan bahwa kesempatan akan dipasangkan dengan ketakutan. Kemudian saya bertanya dalam hati: “apakah benar bahwa tiap ada kesempatan, maka di situ pula terdapat ketakutan?”

Jawaban yang akan muncul pasti akan sangat beragam. Sesuai dengan keadaan, pola pikir dan latar belakang orang yang menjawab. Awalnya memang saya tidak sadar sama sekali bahwa kesempatan dan ketakutan itu adalah dua hal yang dikemas dalam satu wadah. Ya, satu wadah yang disegel; dalam artian kita harus memboyong wadah tersebut beserta kedua isi di dalamnya, kita tidak dapat hanya mengambil salah satu isinya saja dan kemudian meninggalkan isi lainnya. Suka atau tidak suka, maka kedua isi dalam wadah tadi memang harus dibawa bersama. Bila ditarik balik kepada kesempatan-kesempatan yang saya lalui maupun saya lewati, pasti akan terbesit rasa takut dalam hati.

Misalkan, jika ada kesempatan bekerja, melanjutkan mimpi yang tertunda (berwirausaha maksudnya :-)) atau berkenalan dengan orang baru; maka biasanya akan terbesit rasa ketakutan akan penolakkan (oleh pihak pemberi kerja atau klien atau orang baru), kerugian, kegagalan dan hal negatif lainnya. Padahal, hal negatif tersebut baru sebatas perasaan saja, baru sebatas angan atau khayalan, baru sebatas pernyataan “jika-maka”, baru sebatas peluang kejadian, baru sebatas praduga dan pada intinya hal-hal negatif tersebut sama sekali belum terjadi tapi aura-nya sudah terasa.

Berbeda ceritanya jika hal negatif tersebut sedang atau sudah terjadi, maka masih terdapat kemungkinan untuk memperbaikki kondisi dengan menerapkan rencana-rencana cadangan. Tiap kesempatan yang ada akan dibarengi dengan ketakutan yang (mungkin) akan menghadang.

Ya, kesempatan dan ketakutan akan selalu datang, tak terpisahkan; bahkan hampir mustahil memisahkan kesempatan dan ketakutan.

Stay awake, stay sharp and feel every gift that God rewards to us every single day.

Sekian.
#SemogaBermanfaat

Selasa, 15 Agustus 2017

Disiplin dan Konsistensi

Ya.

Disiplin dan konsistensi.

Dua kata singkat dan menurut saya penuh dengan makna. Mengetikkan dua kata tersebut merupakan hal yang jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengamalkan makna dari dua kata itu. Ya, bagi saya, mengamalkan disiplin dan konsistensi bukan merupakan urusan yang sederhana dan dapat selesai dalam tempo satu malam tanpa kesalahan. Sampai tulisan ini di-post, saya belum sempurna dalam pengamalan dua kata tersebut.

#disiplin

Disiplin akan menuntut seseorang untuk mematuhi aturan yang sudah dibuat. Kepatuhan yang penuh kesadaran dan tanpa paksaan. Kepatuhan terhadap siapa dan apa? Ya. Minimal kepatuhan terhadap tujuan yang sudah direncanakan. Jika kepatuhan kepada diri sendiri saja sulit untuk dilaksanakan, maka jangan berharap untuk mematuhi hal lain di luar sana. Disiplin sering kali dipaketkan dengan hukuman. Jika terjadi ketidakpatuhan terhadap tujuan, maka patutlah menghukum diri sendiri.

#konsistensi

Bagaimana untuk konsistensi? Ya, konsistensi merupakan sebuah kebiasaan melakukan sesuatu hal dengan cara yang sama sepanjang waktu. Konsistensi akan melahirkan kebiasaan atau habit. Bisa kebiasaan baik ataupun buruk. Menanam hal baik, maka bersiaplah untuk memanen hal baik pula dan begitupula sebaliknya.

#jadi

Disiplin dan konsistensi dapat diterapkan untuk berbagai hal dan dua kata tersebut dapat menjadi kunci keberhasilan dari hal / tujuan yang ingin dicapai.
Misalkan, kita ingin melakukan diet sehat dengan tujuan untuk mencapai nilai body-mass index (BMI) yang sehat (tidak kurus dan tidak obesitas). Kemudian, langkah selanjutnya adalah dengan menyusun rencana diet dan olahraga harian, mingguan serta bulanan. Penyusunan rencana tadi pastinya akan menyesuaikan dengan tujuan yang diinginkan. Katakan tujuannya adalah menurunkan berat bada 10 kg dalam waktu 6 bulan. Yang akan terjadi adalah:

  • Porsi makan dan jumlah asupan gizi akan direvisi sesuai dengan rencana
  • Olahraga akan dikerjakan secara rutin minimal 1 jam per hari, olahraga sederhana di weekdays dan olahraga yang sedang sampai berat di weekend
  • Kebiasaan mengkonsumsi kudapan yang kurang sehat akan berkurang drastis
  • Dan hal lainnya

-                   
Semua poin di atas harus dilakukan dengan disiplin dan konsisten. Disiplin tanpa konsistensi akan menghasilkan semangat yang hanya membara di awal saja, kemudian setelah itu target meleset tanpa arah. Sedangkan konsistensi tanpa kedisiplinan akan menjadikan rencana hanya sebatas wacana saja, tanpa aksi nyata.

Maka dari itu, kombinasi disiplin dan konsistensi akan menjadi kunci keberhasilan dalam menggapai tujuan.

Stay awake, stay sharp and focus.
#SemogaBermanfaat

😊