Yap.
Kesempatan
dan ketakutan. Chance and fear.
Ada suatu
kisah unik dari judul di atas.
Judul di
atas saya ambil berdasarkan pada tulisan / sablonan pada kaos yang dikenakan seseorang
yang tidak sengaja bertemu dalam perjalanan saya pulang tempo hari. Saya tidak mengenal
siapa orang itu, latar belakang orang tersebut dan saya juga tidak sempat
mendokumentasikan kaos tersebut dalam bentuk foto. Semua terjadi begitu saja
dan tiba-tiba.
Hal yang
saya ingat adalah warna dasar kaos yaitu hijau dan tulisan / sablonan pada kaos
tersebut yang berbunyi: “TAKE EVERY
CHANCE, FACE EVERY FEAR!”.
Ya, jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka tulisan sablonan pada kaos tadi
akan berbunyi: “AMBILAH TIAP
KESEMPATAN, HADAPI TIAP KETAKUTAN!”. Jika dilengkapi, maka frasa tadi
akan menjadi “ambilah tiap kesempatan
yang ada dan hadapi tiap ketakutan yang menghadang!”.
Jika
dilihat dari pilihan kata, maka dapat kita saksikan bahwa kesempatan
akan dipasangkan dengan ketakutan. Kemudian saya bertanya dalam hati:
“apakah benar bahwa tiap ada kesempatan, maka di situ pula terdapat ketakutan?”
Jawaban
yang akan muncul pasti akan sangat beragam. Sesuai dengan keadaan, pola pikir
dan latar belakang orang yang menjawab. Awalnya memang saya tidak sadar sama
sekali bahwa kesempatan dan ketakutan itu adalah dua hal yang dikemas dalam
satu wadah. Ya, satu wadah yang disegel; dalam artian kita harus memboyong
wadah tersebut beserta kedua isi di dalamnya, kita tidak dapat hanya mengambil
salah satu isinya saja dan kemudian meninggalkan isi lainnya. Suka atau tidak
suka, maka kedua isi dalam wadah tadi memang harus dibawa bersama. Bila ditarik
balik kepada kesempatan-kesempatan yang saya lalui maupun saya lewati, pasti
akan terbesit rasa takut dalam hati.
Misalkan,
jika ada kesempatan bekerja, melanjutkan mimpi yang tertunda (berwirausaha
maksudnya :-)) atau berkenalan dengan orang baru; maka biasanya akan terbesit
rasa ketakutan akan penolakkan (oleh pihak pemberi kerja atau klien atau orang
baru), kerugian, kegagalan dan hal negatif lainnya. Padahal, hal negatif
tersebut baru sebatas perasaan saja, baru sebatas angan atau khayalan, baru
sebatas pernyataan “jika-maka”, baru sebatas peluang kejadian, baru sebatas
praduga dan pada intinya hal-hal negatif tersebut sama sekali belum terjadi
tapi aura-nya sudah terasa.
Berbeda
ceritanya jika hal negatif tersebut sedang atau sudah terjadi, maka masih
terdapat kemungkinan untuk memperbaikki kondisi dengan menerapkan
rencana-rencana cadangan. Tiap kesempatan yang ada akan dibarengi dengan
ketakutan yang (mungkin) akan menghadang.
Ya,
kesempatan dan ketakutan akan selalu datang, tak terpisahkan; bahkan hampir
mustahil memisahkan kesempatan dan ketakutan.
Stay awake, stay sharp and feel every gift that
God rewards to us every single day.
Sekian.
#SemogaBermanfaat