Rabu, 19 Juli 2017

Sepeda, Riwayatmu Kini (Bagian 3 – Sistem Penggerak / Drivetrain)

Semenjak ditemukan pada abad ke-19, sepeda mengalami beberapa kali perubahan. Mulai dari jenis peruntukkan sepeda, jenis rangka dan masih banyak lagi. Peruntukkan sepeda telah dibahas dalam Bagian 1 dan untuk tipe rangka beserta material pembentuknya sudah dikupas dalam Bagian 2.

Kali ini, saya akan coba bahas sistem drivetrain yang digunakan pada sepeda dari awal perkembangan sampai saat ini (sepeda modern). Sistem drivetrain tidak dapat dilepaskan peranannya dari sebuah alat transportasi. Baik kendaraan bermotor maupun tidak-bermotor, pasti terdapat sistem drivetrain dengan model tertentu.
Berikut beberapa sistem drivetrain yang diterapkan pada sepeda:

  • Sistem non-drivetrain (masih menggunakan kaki) – sekitar tahun 1819

Pada awal perkembangan sepeda, konsep awal dibuatnya sepeda adalah untuk mempercepat dan mempermudah pergerakkan manusia dibandingkan dengan berjalan kaki. Konsep sepeda awal yaitu dinamakan sebagai velocipede. Velocipede dikembangkan pada tahun 1819 di London, Inggris. Pengembang pertama velocipede adalah Denis Johnson. Velocipede juga disebut sebagai “hobby-horse”; karena memang pengendara velocipede memang diposisikan seperti duduk di atas kuda, bedanya, penggerak velocipede yaitu dengan menggunakan kaki pengendara. Sebagai catatan, velocipede belum mengakomodasi sistem pedal.

Berikut gambaran tentang velocipede:


  • Sistem direct-drive (penggunakaan pedal tanpa gigi rasio) – sekitar tahun 1865 ~ 1870an

b.     Selang beberapa tahun, velocipede mengalami perkembangan. Bentuk keseluruhan sepeda tidak mengalami perubahan bentuk yang signifikan. Perubahan justru terdapat pada sistem penggerak. Pada velocipede generasi kedua ini, sistem pedal mulai dikenalkan. Pengendara tidak perlu lagi mengayunkan kaki meraka secara langsung menyentuh tanah untuk menggerakkan velocipede

Sistem pedal diperkenalkan dan dipasangkan pada as roda depan. Jika dibandingkan dengan sistem pedal saat ini, mirip seperti sepeda balita roda tiga yang mempunyai sistem pedal pada as roda depan. Sistem pedal ini terbukti meningkatkan efisiensi gerakan kaki dibandingkan dengan velocipede generasi awal. Sistem penggerak yaitu menggunakan roda depan.

Berikut gambaran velocipede generasi kedua (velocipede a pedales):


Berikut modifikasi velocipede generasi kedua dengan menggunakan ukuran roda depan yang jauh lebih besar dari roda belakang (high-wheel bicycle atau penny-farthing):


  • Sistem gigi gasio dengan satu percepatan (single speed gear ratio, menandakan awal drivetrain sepeda modern) – dimulai sekitar tahun 1880an

c.      Perkembangan sepeda penny-farthing begitu cepat seiring dengan semakin cepatnya gerak manusia menggunakan sepeda tinggi tersebut. Tetapi ada bahaya yang mengintai, yaitu dengan menggunakan sepeda penny-farthing pada kecepatan tinggi, maka potensi jatuh dan cedera menjadi semakin tinggi pula. 
      
      Pada awal tahun 1880, safety bicycle diperkenalkan ke publik oleh Harry John Lawson. Pak Harry juga memperkenalkan sepeda dengan sistem rantai pertama dan berpenggerak roda belakang. Sistem rantai ini menggunakan gigi rasio tertentu pada bagian pedal dan as roda belakang. Sistem penggerak roda belakang pada sepeda dinilai jauh lebih aman dibandingkan dengan sepeda berpenggerak roda depan untuk penggunaan pada kecepatan tinggi.

Berikut gambaran safety bicycle:


Dengan menggunakan sistem penggerak roda belakang, maka masing-masing roda mempunyai tugas masing-masing yang terbagi rata. Roda belakang sebagai penggerak tunggal dan roda depan sebagai pengarah gerakan sepeda. Pada titik ini, sepeda mengalami perubahan yang cukup revolusioner. 

Perubahan yang paling terlihat adalah perubahan pada bentuk / geometri sepeda dan sistem penggerak yang mempromosikan bersepeda yang fun dan aman. Bentuk sepeda pada saat itu merupakan titik awal revolusi sepeda modern.

Sistem penggerak telah menggunakan sistem rantai dengan rasio tunggal. Rasio drivetrain tidak dapat dirubah-rubah kecuali mengganti perangkat chainring dan flywheel pada roda belakang. Sistem penggerak rasio tunggal juga dapat kita temukan pada model sepeda modern seperti sepeda fixie (fixed-gear), sepeda santai dan model sepeda lain yang biasanya untuk keperluan transportasi sehari-hari yang sederhana.

Sepeda fixie:


Sepeda single speed dengan keranjang belanja:



Sepeda penjelajah single speed dengan penggerak v-belt:


  • Sistem gigi rasio multi-percepatan dengan derailleur – dimulai pada tahun 1905

d.      Penggunaan sepeda dengan rasio tunggal dirasa tidak terlalu praktis untuk berbagai medan, terutama dengan medan yang mananjak. Penggantian mata gir (chainring dan freewheel) untuk keperluan tertentu juga dianggap kurang praktis.

Dari permasalahan ini lah kemudian muncul pengembangan dari safety bicycle yaitu dengan menambahkan satu atau dua mata gir pada as belakang (penambahan satu atau dua cog pada freewheel, sehingga total ada dua atau tiga cog pada freewheel). Sistem ini mulai dikenalkan pada tahun 1905 di Inggris. Kemudian, untuk memindahkan rantai dari cog satu ke cog lainnya digunakanlah semacam tongkat pemindah (bentuknya mirip dengan tuas persneling mobil). Untuk memindahkan posisi rantai, maka pengendara dapat menggeser tuas ke arah depan atau belakang sesuai dengan posisi rantai saat itu. Kemudian, batang pengait rantai akan menggeser rantai sesuai dengan posisi yang diinginkan. Ada pula yang menggunakan semacam puli tensioner untuk memindahkan posisi rantai.
Saat itu, produsen yang memproduksi sistem derailleur tersebut adalah Vittoria dan Campagnolo.

Berikut generasi awal deraileur untuk sistem 4-percepatan (dengan menggunakan batang pemindah):





Berikut generasi awal deraileur untuk sistem 2-percepatan (dengan menggunakan bantuan puli tensioner):




Dan derailleur mengalami perkembangan seiring dengan kebutuhan akan penambahan jumlah cog pada freewheel. Jumlah cog bertambah, maka dibutuhkan sistem pengoperan / pemindahan mata gir yang lebih cepat dan efisien (terutama untuk kebutuhan balap). Dari kebutuhan tersebut, maka lahir lah sistem parallelogram derailleur yang awalnya dikenalkan oleh Campagnolo pada tahun 1949. 

Sistem parallelogram derailleur ini dioperasikan dengan menggunakan kabel dan dioperasikan melalui semacam tuas persneling yang biasanya diletakkan di atas top-tube atau di area di sekitar head-tube.

Generasi paralellogram derailleur yang diperkenalkan oleh Campagnolo:


Kemudian, pada tahun 1964, perusahaan Suntour menyempurnakan bentuk derailleur tersebut dan mematenkan dengan model slant-parallelogram derailleur. Model yang dikeluarkan oleh Suntour ini yang dijadikan cikal-bakal derailleur modern pada sepeda masa kini. Yang membedakan antara derailleur Campagnolo dan Suntour adalah kemampuan untuk puli dalam mengatur jarak dengan cog. Dalam hal ini, slant-parallelogram derailleur milik Suntour lebih konsisten dalam menjaga jarak antara puli dengan cog. Hal ini tentu saja berdampak pada kemudahan dalam pemindahan gigi rasio.

Slant-parallelogram dearilleur generasi pertama milik Suntour:


Sekedar info, setelah masa paten slant-parallelogram derailleur milik Suntour habis, maka banyak perusahaan seperti Campagnolo, Shimano, SRAM dan perusahaan-perusahaan lain yang memakai sistem milik Suntour tersebut. Sampai tulisan ini ditulis, Suntour (kini berganti nama menjadi SR-Suntour) tidak lagi memproduksi derailleur, tetapi memproduksi komponen lain dari sepeda. 

Perusahaan yang masih mengeluarkan inovasi derailleur adalah Campagnolo, Shimano dan SRAM.
Sejauh ini, inovasi seputar deraileur masih merupakan perbaikkan dari sistem slant-paralellogram yang dikembangkan oleh Suntour. Inovasi terbaru dari derailleur adalah slant-parallelogram derailleur yang digerakkan secara elektronis (menggunakan media nirkabel), tidak lagi menggunakan kabel baja; serta jumlah pilihan percapatan yang mencapai 12-percepatan (berarti ada 12 cog yang diselipkan di as belakang roda sepeda).

Sistem SRAM eTAP yang menggunakan media nirkabel:


  • Sistem gigi rasio multi-percepatan dengan gear-box – dimulai pada tahun 1930an

e.     Dalam perkembangan sistem penggerak sepeda, derailleur bukan tanpa kekurangan. Untuk beberapa kalangan, sistem derailleur masih memiliki keterbatasan dalam hal jumlah total rasio yang dapat digunakan. Dikarenakan pada sistem derailleur menggunakan cog dengan ukuran tertentu, maka ruang yang dimiliki untuk penempatan cog juga terbatas.

Untuk itu, terobosan-pun dilakukan yaitu dengan menggunakan gear-box. Penggunaan gear-box terinspirasi dari sepeda motor yang menggunakan sistem gear-box. Konsep gear-box pada sepeda-pun sama dengan konsep gear-box pada sepeda motor, yaitu mengkonversi torsi dan kecepatan puntir dari sumber tenaga (gowesan kaki pengendara) ke roda belakang dengan perantara rantai/belt pada perbandingan tertentu yang diinginkan.

Sistem gearbox sepeda pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan yang berbasis di Jerman, yaitu Adler pada tahun 1930. Pada saat itu, Adler memperkenalkan gearbox dengan 3-percepatan yang perpindahan giginya dioperasikan melalui kabel.

Generasi pertama gearbox Adler untuk sepeda dengan 3-percepatan:


Seperti pada sepeda motor, penempatan gearbox pada sepeda harus dekat dengan sumber tenaga, yaitu di sekitar posisi poros crank (lengan gowes).
Keuntungan yang didapat dari penggunaan gearbox apabila dibandingkan dengan derailleur antara lain:
-          Memperbaiki performa perpindahan gigi
-          Melindungi mata gir dari kotoran, lumpur dan benturan dengan lingkungan sekitar
-          Memperbaiki titik berat sepeda (agar center-of-gravity berada lebih ke posisi tengah sepeda)

Dalam perkembangannya, beberapa perusahaan mengembangkan model gearbox mereka sendiri. Perusahaan besar yang ikut mengembangkan sistem gearbox sepeda sampai saat ini antara lain: SR-Suntour, Pinion dan Bosch.

SR-Suntour V-Boxx:


Seiring dengan berkembangnya sepeda elektrik, maka penggunaan gearbox semakin tinggi. Salah satu produsen gearbox untuk sepeda elektrik adalah Bosch.

Dari beberapa sistem perpindahan percepatan dalam sepeda, tiap sistem mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada sistem yang sempurna. Dan semua akan kembali kepada pengguna yang akan menggunakan sistem tersebut sesuai dengan kebutuhan.

Sekian artikel mengenai sistem penggerak sepeda dari masa awal ditemukan sampai masa sepeda modern seperti sekarang. Tunggu artikel berikutnya mengenai sepeda.

Referensi:

#SemogaBermanfaat
:-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar